Mahkota Sultan Ternate Berlapis Emas, Perak, Perunggu, Permata, Intan, Batu Safir Dan Zamrud


Sebagai Kota Heritage, Ternate memiliki karakteristik sebagai kota Tua yang penuh dengan lika liku perjalanan sejarah panjangnya. Hal ini ditandai dengan adanya peninggalan situs bersejarah, seperti Keraton Kesultanan Ternate (1673), Masjid Sultan Ternate (1679), serta Benteng-benteng peninggalan Portugis benteng Kastela/Nosa Senhora de Rosario, Benteng Orange, Benteng Tolluko, Benteng Kalamata dll) yang hingga kini masih terjaga dengan baik. Di usianya yang telah mencapai 7 abad ini pantaslah Ternate (di zamannya kolonial) menjadi rebutan karena merupakan daerah penghasil rempah-rempah, salah satu bukti sejarah yang hingga kini dijadikan sebagai kawasan wisata agro adalah Cengkeh Afo (cengkeh tertua).

Disamping keelokan sejarah panjangnya yang mendunia tersebut, ada satu keunikan dari tanah moluku kieraha yang pantas untuk diangkat dan diketahui oleh kita sebagai generasi yang memiki kepedulian terhadap budaya bangsa. Yup! Hal yang saya maksud tersebut adalah peninggalan bersejarah berupa mahkota agung sultan ternate.


Tak banyak referensi tertulis yang menjelaskan kapan dan dari mana mahkota ini berasal dan dibuat, namun keberadaannya menurut beberapa kalangan sudah ada sejak kepemimpinan raja ternate yang pertama Kolano Cico alias Masyhur Malamo (1257), hingga kini sultan ternate yang ke 48 (Sri Sultan Mudaffar Syah II) pusaka kesultanan tersebut masih terawat dan dijaga dengan baik oleh pihak keraton.


Mahkota Sultan ternate ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah kerajaan yang di sakralkan keberadaannya. Mahkota tersebut dihiasi beberapa batu alam dan perhiasan bernilai tinggi seperti : emas, perak, perunggu, permata, intan, batu akik safir dan zamrud. Pada bagian atas hingga belakang mahkota di tumbuhi rambut/ bulu yang tiap tahunnya konon dapat tumbuh memanjang dengan sendirinya (fenomena ini sempat diteliti oleh beberapa pihak, namun baru sampai pada tataran menjelaskan jenis rambut ini bukan bersal dari manusia ataupun binatang). Untuk memotong rambut yang ada di mahkota sultan ternate tersebut dilakukan upacara adat yang biasanya dilaksanakan menjelang idul adha bersama pencucian benda pusaka lainnya. Mahkota ini dipakai oleh sultan pada ritual atau acara adat tertentu saja. Pusaka kesultanan ternate ini ditempatkan pada suatu ruangan di keraton sultan ternate yang hanya bisa dimasuki oleh sultan dan permaisuri dan dijaga oleh orang kepercayaan yang telah di tunjuk pihak keraton. Mahkota Sultan ternate ini juga ikut andil dalam menentukan pilihan siapa penerus tahta kesultanan ternate berikutnya.

Dinamika yang tercipta dari perjalanan panjang sejarah kesultanan ternate menciptakan kekhasannya tersendiri pada daerah ini. Sebagai generasi penerus yang berjiwa muda sudah sewajarnya kita untuk dapat memetik dan mempelajari keberagaman budaya yang ada di tanah air tercinta ini sebagai wujud kecintaan kita akan kebesaran sejarah masa lalu.

sumber

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...