Pola penyakit bisa juga
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi suatu negara,
khususnya terkait dengan ketersediaan lapangan kerja. Makin banyak orang
menganggur, permintaan obat maag menunjukkan peningkatan lebih tinggi
dibanding obat lain.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bloomberg menunjukkan, penjualan obat maag atau lebih tepatnya pengontrol asam lambung memiliki kaitan sangat erat dengan tingkat pengangguran di Amerika Serikat. Dalam angka, keterkaitannya dikatakan mencapai 93 persen.
Beberapa jenis obat yang lain juga memiliki keterkaitan dengan jumlah pengangguran, namun yang paling tinggi adalah obat asam lambung seperti Rolaids dan Zantac. Obat tekanan darah tinggi kanya memiliki keterkaitan 92 persen sedangkan obat anti depresi hanya 85 persen.
"Permintaan terhadap obat-obat tersebut merupakan makroindikator utama yang menunjukkan bahwa orang-orang sedang mencari cara untuk mendapatkannya," kata peneliti Bloomberg, Andrew Berens seperti dikutip dari NYdailynews, Kamis (29/12/2011).
Komentar Berens menyiratkan bahwa ketika banyak orang menganggur, maka banyak bermunculan masalah kesehatan yang membuat orang mencari obat-obat tersebut. Dengan kata lain banyak orang terkena asam lambung, darah tinggi atau menjadi gelisah.
Depresi serta kegelisahan memang banyak dialami oleh orang yang sedang menganggur, karena pikirannya selalu melayang-layang membayangkan masa depannya yang belum jelas. Stres yang dialaminya juga bisa memicu masalah kesehatan lain, termasuk hipertensi atau tekanan darah tinggi dan asam lambung.
Data yang baru dirilis Bloomberg tersebut dihimpun berdasarkan pola penjualan obat di apotek maupun rumah sakit di seluruh Amerika Serikat, lalu dibandingkan dengan data tentang jumlah pengangguran. Pengamatan dilakukan dalam 5 tahun terakhir sehingga datanya dianggap cukup akurat.
sumber:http://www.detikhealth.com/read/2011/12/29/150848/1802415/763/obat-maag-lebih-laku-ketika-jumlah-pengangguran-meningkat?w992201heal