Sahabat Jadi Suami: Berawal dari Teman Curhat, Berlanjut ke Pelaminan

imgBersahabat sejak SMA, Elza (bukan nama sebenarnya), masih belum percaya kalau dirinya sudah menikahi, sebut saja, Ramon. Begitu pun sebaliknya, Ramon pun terkadang tidak menyangka kalau wanita yang kini mengandung anak pertamanya itu adalah sahabat tempatnya curhat di masa remaja dulu.

"Sampai sekarang kita masih, 'lo jadi istri gue, nggak ngebayangin ya? padahal dulu temenan'. Yang seperti itu masih kita lakuin sampai sekarang," tutur wanita berusia 25 tahun ini, saat dihubungi wolipop, Rabu (11/09/2013).

Ya, Elza dan Ramon merupakan pasangan suami istri yang mengawali hubungan asmaranya dari berteman. Persahabatan mereka terjalin sejak kelas 1 SMA. Keduanya selalu saling curhat tentang segala hal, termasuk hubungan asmara mereka masing-masing. Elza yang menjadi wanita satu-satunya dalam kelompok pertemanan saat SMA memang menganggap Ramon adalah orang yang paling dekat di antara teman-teman pria lainnya.

Berawal dari Teman Curhat
Kepada Ramon, Elza tak sungkan bercerita apapun mulai dari hal-hal sepele hingga serius. Ramon pun melakukan hal yang sama. Ketika masih berstatus sahabat, sempat terbersit perasaan suka di antara mereka, namun baik Elza maupun Ramon menganggap rasa itu tidak serius dan memilih untuk mengabaikannya. Sebab, masing-masing pun sudah memiliki pasangan.

"Kalau lagi berantem atau putus sama pacar, kadang kami juga ngerasa ada perasaan-perasaan suka. Tapi cuma sebatas itu. Akhirnya kita juga balik lagi sama pacar," kata Elza.

Perasaan yang 'berbeda' mulai dirasakan Elza saat memasuki bangku kuliah. Kala itu Elza mengalami keterpurukan karena putus dari kekasihnya. Begitu pun Ramon, yang juga baru berpisah dan menjomblo.

"Saat itu aku putus dengan orang yang aku sangat cintai. Jadi heartbreak banget. Dia juga begitu. Lalu kita pergi bareng ke acara pesta. Niatnya mau happy happy. Lalu di acara itu kita mulai gandengan tangan," cerita wanita yang berprofesi sebagai fashion stylist ini.


Mulai timbul letupan asmara, tak langsung membuat Elza dan Ramon memutuskan jadi kekasih. Jalinan asmara mereka pun dimulai dari status 'teman tapi mesra' (TTM) selama beberapa bulan. Hubungan tanpa status mereka jalani karena khawatir rasa suka yang ada pada diri Elza maupun Ramon hanya sesaat atau pelarian karena putus dari kekasih.

Namun Elza yang mengaku konservatif tidak ingin berlama-lama menyandang status TTM. Ia pun 'mengonfirmasi' hubungan mereka dan akhirnya resmi berpacaran pada 2006, tepatnya saat kuliah semester 1. Memacari sahabat sendiri, diakui Elza punya banyak keuntungan. Setidaknya dia tidak perlu mengalami masa-masa PDKT (yang kadang merepotkan) dan tidak perlu jaga image. Uniknya, Elza sama sekali tidak merasa canggung atau menjadi aneh karena sahabat yang dulu jadi teman curhatnya kini jadi kekasih.

Sempat Putus
"Kalau pacaran sama teman enaknya nggak perlu basa-basi. Sudah tahu banget sifat masing-masing. Keluarga pun lebih welcome. Awal-awal pacaran pun kita masih panggilnya 'gue elo'. Bukan pacaran 'manis' yang tiba-tiba punya panggilan sayang princess atau prince. Teman mainnya pun masih sama, masih suka kumpul bareng," ungkap Elza.

Keuntungan lain berpacaran dengan sahabat sendiri adalah bisa lebih terbuka tentang segala hal. Saat marah atau ada hal-hal yang tidak Elza sukai dari Ramon, dia akan berkata dengan terus terang. Selama berpacaran dengan Ramon, Elza pun tidak 'mengenal' kata ngambek atau mendiamkan pasangannya berhari-hari. "Kalau nggak suka ya langsung ngomong," ucapnya.

Kisah asmara mereka bukannya dilalui tanpa aral. Setahun setelah berpacaran, keduanya sempat putus, atau lebih tepatnya vakum. Hubungan dengan mantan kekasihnya terdahulu telah memberi pengaruh buruk terhadap kepribadian Elza kala itu. Pernah punya pengalaman diselingkuhi, Elza tumbuh jadi wanita yang pemarah, posesif dan selalu curiga. Hal itu yang tidak bisa diterima Ramon dan mereka pun memutuskan berpisah sementara. Untungnya itu tidak berlangsung lama, hanya satu bulan. Setelah vakum, mereka justru semakin dekat dan pengertian.

Hubungan Jarak Jauh dan Pernikahan
Elza pernah menjalani LDR selama tiga tahun karena Ramon harus bekerja di luar kota. Untuk tetap mempertahankan hubungan, keduanya berkomitmen untuk selalu berkomunikasi setiap hari. Baik lewat telepon, chat online maupun Blackberry Messenger. Mereka juga menetapkan komitmen yang harus dijalani selama terpisah jarak. Namun intinya adalah komunikasi. "Aku selalu komunikasi. Apapun diomingin karena awalnya teman," ucapnya.

Di tengah menjalani LDR, keduanya memutuskan untuk menikah. Elza dan Ramon menikah pada 2011 dalam usia yang sama-sama muda, 24 tahun. Menikahi sahabat sendiri, bagaimana perasaan Elza? "Aku menikahi orang yang 70 persen sama denganku. Sisa 30 persennya mungkin dia lebih dewasa dan lebih rajin. Selera kita sama, perkembangan kematangan sama, bandel-bandelnya pun sama. Sampai hobi dan tempat nongkrong juga sama. Kita sama-sama suka aktivitas outdoor. Jadi nyambung banget. Dia open minded, aku juga. Bahkan waktu nikah, kita juga ngomongin kalau-kalau nanti cerai akan gimana, saking bisa bicara apa saja ke dia," tuturnya.

Namun sebagai perempuan, Elza tetap tahu bagaimana mengatur timing yang tepat untuk membicarakan sesuatu. Bukan asal bicara tanpa memperhatikan situasi. Misalnya saja ketika Ramon sedang sibuk dan lelah karena pekerjaan, sebisa mungkin Elza akan menahan emosinya. Kembali lagi karena sudah tahu semua sifatnya sejak bersahabat dulu, dia jadi tahu kapan harus bicara serius dengannya. Kini, Elza sedang menantikan kehadiran keluarga barunya. Yaitu calon anak pertama yang sudah lima bulan dikandungnya.


sumber:http://wolipop.detik.com/read/2013/09/13/093629/2357700/852/2/sahabat-jadi-suami-berawal-dari-teman-curhat-berlanjut-ke-pelaminan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...